Urai Kemacetan, Menteri Perhubungan Berencana Bangun Elevated Di Cirebon


FOKUS CIREBON - Kemacetan yang kerap terjadi di sejumlah titik jalan kota, terutama pada perlintasan jalur Kereta Api membuat perhatian khusus Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi.
Jika dilihat dari peta wilayak Kota Cirebon, sepertinya perlintasan jalur Kereta Api ini memang membelah wilayah Kota Cirebon. Ada sekitar 8 perlintasan yang harus dilintasi kemdaraan di jalan kota.
Selain itu, Kota Cirebon juga masuk ke dalam salah satu wilayah terpadat dalam lalu lintas kereta api. Dari informasi yang didapat, setiap tujuh menit sekali, kereta melintas di Kota Cirebon.
Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan di sejumlah ruas jalan. Seperti di kawasan Kartini Kota Cirebon, pengendara tak hanya harus mengurangi kecepatan, tapi juga ekstra sabar setiap melintas jalur kereta api.
Dari kondisi tersebut, pemerintah berencana membangun jalur kereta api baru di atas jalan raya atau elevated. Rencananya, pembangunan elevated tersebut diintegrasikan dengan rencana proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Surabaya.
Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, jalur elevated ini dianggap menjadi solusi mengatasi kemacetan khususnya di kota kecil seperti Cirebon.
"Iya tapi saya minta masyarakat harus siap menerima itu jangan ada masalah saat pembangunan berlangsung. Kalau saya tidak ke Cirebon juga saya tidak akan tahu masalah ini," kata dia belum lama ini.
Dia menyebutkan, rencananya proyek pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Surabaya akan dimulai pada 2021 mendatang. Saat ini, pemerintah mulai melakukan berbagai kajian.
Termasuk, sebut Budi, menghitung total biaya untuk proyek pembangunan jalur kereta api cepat dan elevated yang ada di Cirebon sendiri
"Kajian tahun 2021 dan proyek sendiri rencananya dimulai tahun 2022 dan tahun 2026 rencana kereta api cepat sudah mulai beroperasi termasuk elevated nya. Yang sedang dikaji itu Cirebon dan Semarang jadi kalau ada tim kami orang Jepang dan Perhubungan tolong disambut baik," kata Budi.
Sementara itu, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mengaku sangat mengapresiasi upaya pemerintah pusat membangun elevated di Cirebon.
Azis mengaku, sebelumnya usulan mengurai kemacetan dengan memindahkan jalur kereta api tersebut sudah berulang kali, namun tidak pernah mendapat tanggapan baik.
Selain itu kata Azis, wilayah Kota Cirebon juga termasuk daerah kecil yang sangat padat penduduk. Banyak warga luar memilih bekerja di Kota Cirebon.
"Kalau siang warganya bisa sampai 2 juta lebih tapi kalau malam berkurang jadi 300 ribu sesuai data kependudukan asli warga Kota Cirebon," kata dia.
Sebagian besar wilayah yang dilintasi kereta api di Kota Cirebon adalah kawasan niaga. Otomatis, kehadiran kereta api di Kota Cirebon kerap dikeluhkan warga sekitar.
Azis mengaku pernah mengirimkan surat usulan terkait mengatasi kemacetan akibat jalur kereta api. Salah satunya membuat underpass atau fly over.
"Atau kereta apinya yang di atas dan semoga apa yang Pak Menhub sampaikan bisa segera diwujudkan. Kami sendiri akan bersiap meremajakan usulan alias memberi usulan lagi yang ke tiga ini ke Pak Menteri agar konsep bisa disesuaikan dengan apa yang sudah jadi kajian kami di Kota Cirebon," ujar Azis.
Kabar rencana pembangunan elevated di Cirebon juga mendapat tanggapan beragam dari warga. Sutinah (42), misalnya, warga Kesambi ini mendukung langkah Pak Menteri dan Walikota Cirebon ats rencana pembangunan elevated.
"Cirebon ini kota kecil, tapi padat penduduk. Belum lagi di Kota Wali ini banyak tempat-tempat priwisata yang memungkinkan banyaknya pengunjung dari luar kota masuk ke Kota Cirebon. Untuk aktivitas lendaraan warga kota dan sekitarnya saja, lalu lintas di perlintasan kereta api sudah macet memanjang, seperti di Jl RA Kartino dan Jl Lawanggada, Kesambi, tentu ini harus cepat diurai dengan program pembanguan tadi," kata Sutinah, Sabtu (4/01/2019), kepada wartawan. (nur)

Terkini