Kelulusan LPTKIN Syekh Nurjati Cirebon, Menempati Urutan Ke 3 Terbaik Se Indonesia


FOKUS CIREBON - Terbaiknya Kelulusan di LPTKIN Syekh Nurjati Cirebon di atas rata-rata dan menempati urutan ke 3 Se-Indonesia mendapat penjelasan langsung dari Ketua pelaksana PPG, Dr Muslihudin MAg, Wakil Dekan II FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon, bahwa dari 3 bidang itu kita berhasil meluluskan Alquran Hadist 24 peserta dan PAI 70 dari 88 peserta jadi persentasenya sekitar 77,9 persen lulus.

Jadi secara keseluruhan tingkat kelulusan di LPTKIN Syekh Nurjati Cirebon ini di atas rata-rata dan menempati urutan ke 3 terbaik se Indonesia yang pesertanya lulus murni.

Dr Muslihudin MAg juga menjelaskan bahwa pelaksanaan PPG sendiri terbagi menjadi 2 jenis. Pertama, PPG Pra Jabatan yang diperuntukan bagi guru yang sudah memiliki kualifikasi S1 akademik sarjana profesi guru.

Sehingga mereka harus memiliki lisensi yang disebut dengan sertifikasi melalui PPG. Jika lulus, maka mereka akan mendapat lisensi tersebut dan berhak menyandang guru yang professional.


Kemudian, lanjut dia, yang kedua adalah PPG Dalam Jabatan. Yaitu pendidikan profesi guru bagi mereka yang telah melaksanakan tugas mengajar di sekolah. Baik guru honorer maupun guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mendapatkan lisensi sertifikasi.

“PPG pertama ini dilaksanakam LPTKIN Syekh Nurjati Cirebon berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 606 Tahun 2018 tentang LPTKIN penyelenggara PPG Dalam Jabatan. Ini adalah salahsatu bentuk program yang dilaksanakan untuk meningkatkan status guru sebagai guru profesional yang bersertifikat. Kebijakan sertifikasi guru ini adalah amanah undang-undang,” ungkap Muslihudin.


Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) RI mengadakan kegiatan Pendidikan Instruktur Nasional Moderasi Beragama (PIN-MB) di Pusdiklat Kemenag RI selama lima hari sejak 27-31 Desember 2019. Dosen PTKIN se-Indonesia sebanyak 58 orang menjadi peserta mulai dari PTKIN di ujung barat yaitu UIN Ar-Raniry Banda Aceh hingga ujung timur yaitu IAIN Fattahul Muluk Papua.

Mohammad Andi Hakim dosen Bahasa dan Sastra Arab (BSA) dan Hasbiyallah dosen Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Syekh Nurjati turut hadir sebagai peserta inti dalam kegiatan tersebut. Selain para dosen, sebanyak 100 mahasiswa diundang pula untuk mengikuti kegiatan PIN-MB tersebut.

Ruchman Basori selaku Kepala Subdirektorat Sarana, Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, menyampaikan, urgensi pelaksanaan PIN-MB di tingkatan dosen dan mahasiswa untuk tangkal radikalisme di kampus-kampus Islam negeri. Karena menurutnya, agama dan negara adalah hubungan mutualisme yang saling membutuhkan. Kehidupan bernegara membutuhkan nilai-nilai agama sebagai pemandu serta acuan di tengah kehidupan bangsa Indonesia yang plural.


“Cara pandang, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan atau tidak ekstrem (moderat) adalah kunci mencapai kehidupan yang damai dalam beragama di negara Indonesia yang majemuk. Di tengah isu radikalisme yang memiliki kecenderungan meningkat, menjadi penting untuk meneguhkan kembali nilai-nilai toleran dalam beragama atau kita sebut moderasi beragama,” tegas Ruchman. (nur)

Terkini