HMJ Ilmu Quran dan Tafsir IAIN SNJ Cirebon Gelar Pelatihan Dakwah Digital

CIREBON, FC - Era industri 4.0 menuntut penguasaan digitalisasi sebagai jawaban perubahan jaman. Hal yang sama dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQTAF) Institut Agama Islam Negeri Cirebon. 

Maka untuk melahirkan para pendakwah yang produktif, dinamis dan mampu memenuhi kebutuhan jaman, HMJ IFTAQ menggelar Pelatihan Dakwah Digital.

Acara yang berlangsung Via Zoom Cloud Meeting itu bertemakan “Strategi Dakwah di Media Sosial” Selasa, (8/9/2020).

Menurut ketua pelaksana, Ida Safitri mengatakan, selain merupakan salah satu program kerja di divisi Komunikasi dan Informasi, kegiatan ini merupakan media edukasi bagi warga dunia maya.

“Inti dari kegiatan ini memang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait konten yang positif di media sosial, terutama konten yang berbau dakwah,” kata Ida.

Bahkan, menurut Ketua HMJ-IQTAF, Fasfah Sofhal Jamil, tujuan adanya webinar ini sekaligus membekali mahasiswa-mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir untuk edukasi terkait dunia dakwah, dalam hal ini di dunia digital.

“Dengan digelarnya kegiatan seperti ini, diharapkan materi yang disampaikan oleh narasumber mampu memotivasi atau bahkan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk kedepannya” ujarnya.

Ia melanjutkan, sekiranya mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir menjadi pendakwah di media sosial  yang moderat dan bisa menginspirasi masyarakat.

H. Muhammad Maimun, MA, MSI, selaku ketua jurusan, menyampaikan, kegiatan ini harus ditanamkan kepada mahasiswa begitupun masyarakat untuk lebih baik lagi dalam menggunakan media sosial. 

“Karena, banyak sekali perkembangan yang sangat ironis di media sosial menjadi ajang ejek mengejek, membullly, sehingga hal tersebut tidak layak untuk diikuti mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir,” kata Maimun.

Dekan Fakultas Ushuluddin  Adab dan Dakwah, Hajam, M.Ag mengatakan, tema ini sangat menrik, meskipun bukan dari jurusan dakwah, bagian dari dari Al-Qur’an.

“Dakwah merupakan  bagian yang tak terpisahkan dari Al-Qur'an, meskipun tidak ada mata kuliah tentang dakwah , tetapi jika menafsirkan tentang dakwah yang salah maka berdakwah juga akan salah,” ujarnya.

Ia mengaskan bahwa suhu dakwah itu dari tafsir, jika tafsir tentang dakwah salah maka dakwahnya bpun akan salah. 

“Maka dari itu perlu yang namanya  filosofi dakwah. Al-Qur,an mengajarkan dakwah amar makruf nahi munkar, tentunya dengan hikmah, bil mauidhotul hasanah, dan berdialektika yang positif, jangan keluar dari koridor dari Al-Qur’an,” tandasnya.

Hikmah itu dakwah penuh kebijaksanaan, lanjut dia, bukan kebijaksinian, atau dakwah yang memberikan otoritas kebenaran secara pribadi, maka sekarang muncul pengkafiran terhadap orang yang tidak sepaham.

Dalam pemaparannya, Habib Ja'far Al Hadar, menegaskan bahwa memang seharusnya jurusan Ilmu Al- Qur'an dan Tafsir itu berdakwah, karena berdakwah itu harus di dasari dengan Al Qur'an dan hadis.

“Banyak sekali diluar sana yang berdakwah dengan cara tidak moderat, tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi, yang membicarakan hadis tapi mereka tidak belajar hadis,” ujar aktivis gerakan cinta itu.

Karenanya,  Teman-teman mahasiswa jurusan Ilmu Al Qur'an dan Tafsir sudah seharusnya hadir di media sosial untuk mendakwahkan Al-Qur'an dan Sunnah.

“Tidak harus menjadi mufassir untuk terjun ke dunia dakwah  dunia digital untuk membuat konten tentang tafsir Al-Qur'an, bisa dimulai dari sekarang, tepatnya setelah pelatihan ini selesai,” tandasnya. (Fas)

Terkini