LPM Bawa Kampus IAIN Cirebon Ke Posisi Unggul Setara Kampus Ternama di Indonesia

Kegiatan Efektifitas dan Efesiensi Pelaksanaan Audit Muti Internal (AMI) oleh LPM IAIN Syekh Nurjati Cirebon di salah satu hotel di Kota Cirebon, Jum'at (5/11/2021).


FOKUS CIREBON - Lembaga Penjamin Mutu (LPM) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar kegiatan Efektifitas dan Efesiensi Pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) melalui Aplikasi IT. Kegiatan tersebut berlangsung di salah satu hotel di Kota Cirebon dan dibuka langsung oleh Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta M.Ag, Jum'at (5/11/2021).

Dihadapan Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Ketua LPM IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H. Ayus Ahmad Yusuf M.Si melaporkan bahwa kegiatan yang sudah berlangsung tiga minggu, dan minggu ke 4 masuk pada tahap penyelesaian ini, dilaporkan berjalan sukses.

Ayus menyampaikan, kegiatan ini dalam rangka penilaian akhir hasil audit internal sehingga nanti berikutnya akan dilaksanakan kegiatan peninjauan manajemen. 

Selain itu, kegiatan ini juga sifatnya menyamakan persepsi hasil proses penilaian para auditor yang dilaksanakan kurang lebih 3 minggu kemarin. 

Ayus menjelaskan, bahwa selama tiga bulan itu, pihaknya melaksanakan auditor ini ke semua fakultas, ke semua program studi, ke semua pusat dan ke semua lembaga. Termasuk LPM juga di audit oleh para auditor. 

Kemudian, audit ini diikuti oleh 22 auditor dan kegiatan ini dilaporkan menggunakan dua aplikasi yaitu Aplikasi Si Borang dan Aplikasi E-Sandi. 

"Alhamdulillah selama proses 3 bulan, LPM bekerjasama dengan Tim PTIPD menyusun aplikasi ini dan ketika lounching pada saat itu, erornya tidak terlalu banyak, sekitar 2 persenan dan itu hanya karena pemahaman saja terhadap implementasinya. Jadi Alhamdulillah 2 aplikasi ini benar-benar bisa dilaksanakan," terangnya.

Selain itu, para auditor ini melakukan de evaluasi nya dengan aplikasi. Jadi para auditi mengisi data-data dan mengupload datanya dan para auditor melakukan proses audit dengan melihat aplikasi itu. 

"Alhamdulilah dengan menggunakan 2 aplikasi ini para auditor merasa terbantu dan disitu bisa tergambarkan kondisi existing dari masing-masing auditi itu," jelasnya.

Ketua LPM juga menjelaskan dengan menggunakan 2 aplikasi tersebut, IAIN Syekh Nurjati Cirebon tidak ketinggalan dengan perguruan tinggi lain dan mulai menyamai sejumlah UIN ternama di Indonesia. 

"Nanti di tahun 2022, LPM akan menyusun lagi yakni audit manajemen resiko," tambahnya.

Mengenai audit manajemen resiko ini, kata Ayus, contohnya jika ada dosen yang tidak menyerahkan LPS maka apa resikonya bagi mahasiswa dan apa dampaknya bagi mahasiswa dan ini kita sedang bekerjasama dengan SPI dan sedang menyusun pedomannya, standarnya, manualnya dan juga membuat aplikasinya. Termasuk juga kita akan melakukan audit Web.

Sementara menurut Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta M.Ag sebagaimana laporan Ketua LPM maka tentunya kita sambut baik dan bersama-sama bisa lakukan sosialisasi, kemudian memberikan citra yang baik bagi lembaga kita. 

"Saya berkali-kali memberikan suatu hasil audit kinerja kemarin dari Inspektorat Jenderal bahwa ada satu kelemahan di dalam tubuh kita, baik dari tenaga pendidik maupun kependidikan dan secara umum civitas akademika IAIN Syekh Nurjati Cirebon, kelemahan itu adalah kita kurang melakukan upaya image buliding. Yakni bagaimana mencitrakan Perguruan Tinggi kita dan ini mendapatkan perguruan tinggi yang mendapatkan recovisi dari masyarakat. 
Jadi, seperti apa yang dilakukan oleh LPM mustinya kita sambut bersama dan kita suarakan melalui media yang kita miliki," pintanya.

Sehingga lanjur rektor, rasa kepemilikan kita terhadap lembaga itu harus dibesar-besarkan lagi volumenya. Jadi kita punya prestasi tapi kita diam, bahkan menutup prestasi itu dan itu sebagai bagian masa lalu. Itu yang tidak boleh terjadi pada diri kita.

Sumanta juga mencontohkan, bahwa UISSI itu melaju ke ranah internasional, hal itu ditandai dari ketika membuka technical meeting PJJ yang diikuti oleh peserta se nusantara. "Ini kan jelas bisa dilihat sebagai sebuah pengakuan, bahkan ada sejumlah kampus ingin belajar ke IAIN Cirebon terkait program PJJ ini," jelasnya.

Sehingga yang patut kita lakukan sekarang ada evaluasi dan kita juga harus bisa membranding program-program kita ke luar dan mengapa itu harus kita lakukan, karena kerja keras yang kita lakukan ini tentu saja harus bisa menampilkan diri dalam posisi mutu tapi pada siang hari kita harus terdengar keluar. Sehingga tras yang diberikan kepada kita pemerintah itu kita bisa mampu menampilkan sesuatu yang menjadi ekspetasi pemerintah untuk pilot projec PJJ PAI.


"Nah ini kan menurut kita prestasi ya, karena bisa sampai dalam tataran implemtasi. Kita di diberi proyek, kita menjalankan proyek, dan kita melaksanakan dari mulai perencanaan, sampai kita sudah dalam tataran implementasi pelaksanaan. Kita sudah melaksanakan teknikal meeting, kemudian nanti kita buka kelas itu, dan dikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia," tandasnya. 

Jadi catatan dari Inspektorat Jenderal kita, mari kita tindaklanjuti bersama dan ini bukan ditujukkan kepada rektor saja, tapi kepada seluruh civitas akademika. Bagaimana bisa membranding, bagaimana bisa melakukan image building kepada publik. (din)


Terkini