Wisuda Sarjana, Magister dan Doktor Ke XXV, IAIN Cirebon Siapkan Generasi Unggul Indonesia Emas 2045

Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta, M.Ag saat melakukan pemindahan kuncir sebagai tanda syahnya menjadi sarjana dan magister pada wisuda sarjana dan magister ke XXV tahun akademik 2022-2023, di Swiss-Bellhotel, Cirebon.


FOKUS CIREBON, (FC) - Melalui Sidang Senat Terbuka, IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar kegiatan Wisuda Sarjana, Magister dan Doktor ke XXV dengan tema 'Membangun Generasi Unggul Untuk Indonesia Emas 2045', Kamis, (2-3/11/2022), di Swiss-Bellhotel, Kota Cirebon.

Wisuda Ke XXV tersebut dibagi ke dalam 2 (dua) gelombang, gelombang pertama untuk FITK sebanyak 736 wisudawan dan gelombang kedua untuk 4 fakultas, di antaranya Fakultas Syariah sebanyak 175 wisudawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebanyak 199 wisudawan, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam sebanyak 153 wisudawan, dan Fakultas Ushuludin dan Adab sebanyak 166 wisudawan. Kemudian Program Pascasarjana (S2) sebanyak 112 wisudawan dan Program Doktoral (S3) sebanyak 10 wisudawan.

Prosesi Wisuda Sarjana, Magister dan Doktor Ke XXV ini, dibuka dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an yang dibacakan langsung oleh Qori internasional. 

Kemudian acara dilanjut dengan pembacaan SK Penetapan jumlah wisudawan oleh Wakil Rektor 1, Dr H Saefudin Juhri, M.Ag dan setelah itu dilanjut pelantikan oleh Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta M.Ag.  

Wisuda gelombang ke dua ini, dihadiri seluruh wisudawan dan wisudawati, khusus Fakultas  Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Fakultas Ushuludin dan Adab serta dan Program Pascasarjana dan Program Doktoral, dengan jumlah keseluruhan.  (FITK) sebanyak 736 wisudawan.

Berdasarkan SK Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 4 fakultas yang mewisuda pada gelombang kedua ini, di antaranya Fakultas Syariah terdiri atas Hukum Keluarga 67 wisudawan, Hukum Ekonomi Syariah 79 wisudawan dan Hukum Tata Negara 29 wisudawan.

Sedangkan wisuda pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, di antaranya Perbankan Syariah 105 wisudawan, Ekonomi Syariah 52 wisudawan dan Akutansi Syariah 42 wisudawan.

Selanjutnya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, di antaranya Komunikasi dan Penyiaran Islam 71 wisudawan, Pengembangan Masyarakat Islam 35 wisudawan dan Bimbingan Konseling Islam 47 wisudawan.

Sedangkan Fakultas Ushuludin dan Adab, di antaranya Sejarah Peradaban Islam 55 wisudawan, Aqidah dan Filsafat Islam 17 wisudawan, Ilmu Al Qur'an dan Tafsir 46 wisudawan, Ilmu Hadis 26 wisudawan, dan Bahasa dan Sastra Arab 22 wisudawan.

Dalam SK Rektor tersebut juga disebutkan khusus wisudawan FITK pada gelombang pertama terdapat sebanyak 736 wisudawan, dengan pembagian Program Studi PAI Sebanyak 153 wisudawan, Bahasa Arab 35 wisudawan, Bahasa Inggris 92 wisudawan, IPS 68 wisudawan, Matematika 107 wisudawan, Biologi 67 wisudawan, PGMI 75 wisudawan, PIAUD 17 wisudawan, Manajemen Pendidikan Islam 72 wisudawan dan Bahasa Indonesia 50 wisudawan. 

"Keseluruhan terdapat 1551 wisudawan program sarjana dan magister tahun akademik 2022-2023," ucap Dr H Saefudin Zuhri, M.Ag saat membacakan SK Rektor tersebut.

Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta, M.Ag dalam pidato wisuda menyatakan, era Industri 4.0 saat ini menuntut pendidikan Islam untuk mampu mengantisipasi penemuan baru dalam kajian keilmuan dan tantangan baru (the new challenges). 

Pendidikan Islam dalam hal ini adalah sistem pendidikan yang mengupayakan dan melatih peserta didik agar mampu mengambil sikap dan tindakan hidup yang dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual berdasarkan nilai-nilai etika Islam.

Pendidikan Islam juga diartikan sebagai proses pengembangan potensi kreatif peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berkepribadian muslim, cerdas, terampil, berbudi pekerti dan juga bertanggung jawab terhadap diri, bangsa dan agamanya.

Manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai pribadi tidak terpisah dari pemahaman akan kehidupan intelektual spiritual. Persoalan-persoalan manusia,  masyarakat modern utamanya-tidak terlepas dari hakikat manusia itu sendiri. Esensi manusia kepada substansi immaterial yang terdiri dari term al-qalb, al-ruh, al-'aql dan al-nafs. 

Dalam memaksimalkan keempat term tersebut, yaitu al-qalb, al-rult, ol-'aql dan al-nafs, perlu dilakukan suatu pengayaan dan latihan (riyadah) agff seluruh komponen manusia tersebut dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari sebagai suatu cerminan dari diri manusia, unggul terkemuka dan berakhlak mulia.

Kata kunci (Key Word) jawaban dari tantangan baru ini adalah paradigma integrasi. "Integrasi sangat diperlukan dalam pendidikan sebagai upaya untuk memadukan ilmu agama (lslamic Studies/Dirasah Islamiyah) dengan ilmu umum (Islamic Science). Dan dalam pengimplementasiannya, proses integrasi ilmu agama dan ilmu umum harus mampu menawarkan muatan nilai kearifan budaya lokal (local wisdont) yang merupakan bagian dari nilai-nilai Islam yang universal," kata Sumanta.

Karena bagaimana pun hubungan lslamic Science dan Dirasah Islamiyah yang integratif memiliki konsekuensi dan implikasi berupa perluasan akses pendidikan ilmu keagamaan sekaligus penyelenggaraan pendidikan yang mampu menjabarkan nilai-nilai universal Islam. 

Hal tersebutlah yang kemudian menjadi spirit transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nu{ati Cirebon. Paradigma kemuliaan dapat ditelaah bahwa Allaha adalah sumber pengetahuan manusia, disampaikan melalui wahyu kepada para Nabi dan Rasul-Nya maupun alam semesta sebagai ruh pembelajaran sejati bagi manusia. Sifat keilfahian ini menjadi payung- dasar-thoriq dari manusia untuk menjadi insan kamil.

Pada tataran kelembagaan, secara epistimologis-aksiologis, integrasi diperlukan dalam ranah pendidikan yang lebih luas sebagai upaya untu memadukan ilmu agama- islamic studies Dirasah lslamiyah dengan ilmu umum (lslamic Science).

"Dalam pengimplementasiannya, proses integrasi ilmu agama dan ilmu umum harus mampu menawarkan muatan nilai kearifan budaya lokal (local wisdom) yang merupakan bagian dari nilai-nilai Islam yang universal sebagai upaya dalam menjawab berbagai macam tantangan di era 4.0 ini," paparnya.

Dalam mewujudkan hal tersebut, lanjut Sumanta, IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengupayakan rekonstruksi paradigma keilmuan yang multidimensional dengan menjadikan agama sebagai basis ilmu pengetahuan. 

Tujuannya, IAIN Syekh Nurjati Cirebon mampu mengembangkan bukan sekedar proses pendidikan searah, tetapi proses pendidikan multidimensi yang mampu menyeimbangkan antara akal dan wahyu sehingga mampu mewujudkan pengembangan spiritual, inteleklual, dan sosial dari seluruh sivitas akademika IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Oleh karena itu, transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon harus dibarengi dengan semangat pembangunan yang "Unggul Termuka dan Berakhalq Mulia" sebagai tataran aksiologis pendidikan yang mampu mengintegrasikan ajaran yang bersumber dari ayat qauliyah dengan ayat qauniyah secara utuh.

Dekan FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Farihin, M.Pd menyatakan, pada lulusan, harus memiliki keunggulan dalam berbagai aspek, baik pengetahuan kecerdasan, pengetahuan spiritual dan pengetahuan sosial. Artinya, mereka harus punya sesuatu yang menjadi pembeda dari para lulusan perguruan tinggi lain.

Menurut Farihin, lulusan FITK harus menjadi alumni yang bisa berkiprah di masyarakat dan menampilkan dirinya yang terkemuka dalam arti bisa menjadi suri tauladan bagi masyarakat, yakni bisa menjadi inspirator dan inspirasi masyarakat.

Demikian juga disampaikan oleh Dekan Dakwah dan Komunikasi Islam, Dr Hajam, M.Ag, bahwa menyiapkan generasi unggul untuk Indonesia Emas 2045 ini adalah bagaimana lulusan terus mengejar ilmu pengetahuan dengan melanjukan kuliah ke jenjang pasca guna meningkatkan kualitas, kapasitas dan kompetensi. 

"Dan tentu juga dengan meningkatkan kemampuan skiil keahlian, banyak jaringan serta kemandirian," pungkasnya. 

Kendati begitu Hajam berharap semoga para mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon bisa melanjutkan studi ke jenjang pasca sarjana tidak cukup puas hanya di jenjang S1. Hal ini untuk meningkatkan potensi dan kompetensi keilmuan dalam memenuhi era revolusi industri 5.0 dan diharapkan selesai wisuda hendaknya dekat dengan masyarakat guna mengamalkan ilmunya sebagai kontribusi bagi ummat. 

Demikian juga dinyatakan oleh Dekan Syariah, Dr Edy Setyawan LC, MA, bahwa harapan ke depan adalah perlu dilakukan sosialisasi yang apik dan maksimal terutama untuk jurusan-jurusan baru di lingkungan Fakultas Syariah. 

"Peningkatan mutu bimbingan karir yang lebih terarah sehingga serapan alumninya lebih baik, Ini akan menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa baru," katanya.  (din)

Terkini