Hadapi Era Digitalisasi, Industri 4.0, Para Pakar IAIN Cirebon Dan UIN Yogyakarta Bahas Kurikulum Prodi Pascasarjana


FOKUS CIREBON -  Workshop Penyusunan Kurikulum KKNI untuk Penguatan Karakter Keilmuan Program Studi di Lingkungan Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, mengundang para pakar pendidikan yakni profesor-profesor yang ada di internal maupun eksternal, yakni dengan menghadirkan narasumber Prof Dr H Sutrisno MAg dari UIN Yogyakarta.

Workshop Penyusunan Kurikulum KKNI ini menjadi penting bagi pencarian karakter kurikulum di prodi-prodi Pascasarjana tahun 2020 yang selaras dengan kebutuhan digitalisasi era revolusi industri 4.0.

Hal tersebut disampaikan Rektor IAIN SNJ Cierbon, Prof Dr H Sumanta Hasyim MAg usai membuka kegiatan Workshop, Rabu, di Hotel Tryas, Cirebon. Dirinya juga menegaskan pada program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon akan menyusun kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

"Untuk itu, digelar workshop penyusunan KKNI tersebut. KKNI sendiri merupakan kerangka acuan yang dijadikan ukuran dalam pengakuan perjenjangan pendidikan yang akan meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi, Profesor-Profesor yang hadir seperti Prof Adang, Prof Wahidin, Prof Maksum, Prof Abdus Salam serta oara pakar  lainnya, " ujar H Sumanta Hasyim.


Dijelaskan, titik penguatan kurikulum KKNI ini ada pada program studi. Sehingga perbaikan itu tidak hanya pada hardware atau infrastruktur semata, namun juga software yang salah satunya dilakukan melalui penyusunan kurikulum KKNI tersebut.

"Nantinya dari penyusun kurikulum KKNI tersebut diharapkan bisa memicu akreditasi dari semula berakreditasi B menjadi A," terang Sumanta.

Sementara itu, Direktur Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr H Dedi Djubaedi MAg mengungkapkan, guna menciptakan lulusan yang ahli sesuai keilmuannya masing-masing, Pascasarjana terus melakukan peninjauan terhadap kurikulum yang diajarkan di kampus. Dan Kurikulum tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman.


Tuntutan bagi lembaga pendidikan Pascasarjana, kata Dedi Djubaedi, untuk menciptakan lulusan berkualifikas. Dimana Dirjen Pendis juga sudah menetapkan, bahwa keluaran dari magister kita itu adalah harus betul ahli di bidang masing-masing. Bisa sebagai akademisi, bisa sebagai peneliti maupun sebagai konsultan. (din)

Terkini