Rilis Akhir Tahun 2019, Polri Sukses Ungkap Berbagai Kasus Kejahatan Di Indonesia
Senin, 30 Desember 2019
Edit
FOKUS JAKARTA - Dalam rilis akhir tahun 2019, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), sukses mengungkap berbagai kasus kejahatan di Indonesia.
Sejumlah capaian Polri di tahun ini dipaparkan dalam kegiatan yang digelar di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).
Selain awak media, turut hadir Kapolri Jenderal Idham Azis, Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto, Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo, Asisten SDM Kapolri Irjen Eko Indra Heri, Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal, Karo Multimedia Brigjen Budi Setiawan, Karo Penmas Brigjen Pol Argo Yuwono dan jajaran Divisi Humas Polri lainnya. Juga hadir Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang, anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan dan Muhammad Nasir Djamil.
Menurut Idham, berdasarkan catatan jumlah kejahatan yang dilaporkan ke kepolisian pada tahun 2019 menurun 53.360 kasus atau 19,3 persen, dengan kejahatan yang paling dominan adalah kejahatan konvensional.
Kejahatan konvensional tahun ini, kata dia turun 10,5 persen dibanding 2018. Secara umum, kinerja penyidik dalam penyelesaian kejahatan konvensional pada tahun 2019 mengalami peningkatan 4,69 persen.
"Kejahatan terorisme sepanjang tahun 2019 menurun 10 orang sebesar 52,6 persen. Kita juga mengungkap kasus korban Novel Baswedan dengan menetapkan RM dan RB sebagai tersangka," kata Idham.
Sementara kejahatan kekayaan negara seperti tipikor tahun 2019 meningkat sebanyak 32 kasus. Kerugian keuangan negara yang berhasil diungkap Polri tahun ini sebesar Rp 1,8 triliun.
"Jumlah kejahatan transnasional pada tahun 2019 mengalami penurunan 8.829 kasus atau 19,5 persen dan penyelesaian perkaranya pun mengalami penurunan sebanyak 3.213 kasus atau 9,8 persen. Namun secara umum kinerja Polri dalam penegakan hukum terhadap kejahatan transnasional meningkat sebesar 8,76 persen," ujarnya.
Adapun kontijensi dan kejahatan terhadap perempuan pada tahun 2019 meningkat 7 kasus dari 193 kasus pada tahun 2018, dan penyelesaian meningkat dari 128 menjadi 180 kasus pada tahun 2019. Kasus pemerkosaan pada tahun 2019 meningkat 1.326 kasus atau 38,9 persen dan KDRT mengalami penurunan 3.742 kasus atau 36,2 persen.
Di sisi lain, menurut Idham Divisi Humas Polri juga melakukan peningkatan kinerja dengan mengelola media sosial secara optimal, dan sejumlah upaya lainnya. "Di media sosial mereka menemukan pemberitaan negatif, propaganda, mengelola isu yang menjadi trending topic," ungkapnya Idham.
Sementara menurut Rustika, terdapat sebanyak 542.141 berita dari 2610 media online di Indonesia memberitakan tentang Polri sepanjang 1 Januari hingga 5 Desember 2019. Sejauh ini, kata dia rapor Polri berada di angka 68 jika dinilai dari framing pemberitaan media sepanjang 2019. Angka ini menurun dari tahun lalu di kisaran 72 persen di tahun 2018. Meski demikian, angka ini dinilai cukup bagus di tengah situasi politik yang cukup panas.
"Isu yang positif di Polri adalah soal pengamanan Pilpres/Pileg (2019), penanganan karhutla, narkoba. Isu yang perlu pengelolaan atau masih mendapat framing negatif adalah soal aksi mahasiswa," kata Rustika.
Jumlah pemberitaan Kapolri Idham Azis di media online sejak diangkat menjadi Kapolri berjumlah 6583. Sejauh ini media memberikan framing netral positif sebesar 85 persen. Sentimen netral dan positif berasal dari berita pengangkatan dan berbagai apresiasi yang ditujukan pada Idham Azis. Salah satunya adalah kebijakan soal gaya hidup polisi yang dianggap sebagai sebuah gebrakan baru.
Menurut Rustika, strategi Divisi Humas Polri dalam mengelola media sejauh ini sudah baik. Namun, tetap perlu disempurnakan di tahun-tahun mendatang, mengingat situasi politik masyarakat mulai bergeser, karena era digital mempercepat perubahan.
Perlu ada pendekatan baru yang lebih menyentuh berkaitan dengan manajemen isu, dan bergandengan tangan dengan berbagai pihak. Mereka juga diminta mulai memperhatikan isu di media sosial dan menggunakan strategi baru dalam menanganinya.
"Sentuhan emosional dan kedekatan dengan audience-nya perlu mendapat perhatian. Beberapa catatan penting adalah lebih cepat dan tanggap terhadap isu sensitif yang berkembang liar di media sosial, pemetaan isu dan aktor yang lebih baik, menambahkan influencer dengan menggandeng berbagai pihak," papar Rustika.
Sementara Nasir, berpandangan prestasi Polri semakin baik setiap tahunnya. Dimulai dari pembinaan SDM, pembinaan penguatan organisasi di tubuh Polri dan pembentukan satgas-satgas dengan pola kerja yang dianggap luar biasa.
"Dengan prestasi polri yang kian membaik, kepercayaan masyarakat pun semakin meningkat dengan menginginkan Polri hadir di tengah-tengah masyarakat," kata Nasir.
Dengan prestasi dan kepercayaan masyarakat seperti sekarang, kata dia Polri diharapkan dapat terus memberikan yang terbaik untuk melayani masyarakat, dengan mempertahankan apa yang sudah dicapai.
"Karena reformasi keamanan merupakan suatu hal integral demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan Polri telah melakukan hal tersebut dengan baik," tuturnya.
Senada, Arteria mengatakan kinerja Polri kian membaik. Salah satunya diwujudkan dengan akuntabilitas serta transparasi informasi di tubuh Polri yang mengalami perubahan signifikan, sehingga mengundang perhatian masyarakat.
"Masyarakat melihat Polri sebagai penegak hukum dengan tugas atau sisi humanis yang melekat dalam tubuh Polri, seperti penanganan bencana alam dan lain-lain," kata dia.
Dalam pergantian pimpinan yang baru pun, imbuh Arteria, Idham tak meninggalkan program kerja yang digagas Kapolri sebelumnya, Jenderal (Purn) Tito Karnavian. Langkah mantan Kapolda Metro Jaya ini dinilai positif dan patut diapresiasi.
"Harapannya kinerja Polri dalam melindungi dan melayani masyarakat dapat semakin meningkat, sehingga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat," tandas Arteria. (Sigit)