HUT RI Menjadi Momentum Meneladani Perjuangan Kiai Hasyim Asy'ari, Ini Kata Kiai PATWA


FOKUS CIREBON - Suasana perayaan HUT RI mewarnai halaman Yayasan Pondok Pesantren Attarbiyyatul Wathoniyah (PATWA) Mertapada, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Minggu malam (16/8/20).

Dimana ratusan santri berkumpul dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT-RI) yang ke-75. 

Dikarenakan situasi dan kondisi masih dalam pandemi Covid-19, para Santri PATWA menyambutnya dengan menggelar acara secara sederhana. Hanya mengadakan marhabanan, menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Indonesia diiringi penampilan Drumband dan Hadroh santri PATWA. 

Kegiatan tersebut, dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan PATWA Mertapada, KH AM Aying Zamharir M.Si . Dalam sambutanya, beliau berpesan kepada para santri PATWA untuk meniru semangat tokoh agama dan bangsa Indonesia, Alm Almaghfurlah Hadratussyekh KH Hayim Asy’ari. 

"Semangat perjuangan Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU), Mbah Hasyim, harus kita teladani", ujarnya. 

Sosok KH Hasyim Asy’ari pun dijelaskan oleh Kang Aying. Bahwa, KH Hasyim Asy'ari adalah salahsatu tokoh yang mampu menyatukan antara Nasionalisme dan Agama.

Bahkan, lanjut beliau, Mbah Hasyim pernah berfatwa bahwa, “Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan”.

Karena itu, Kang Aying mengajak para santri PATWA untuk memaknai hari kermedakaan dengan menjaga nasionalisme dan nilai-nilai agama islam, sebagaimana yang telah diperjuangkan Mbah Hasyim dulu. 

“Mari kita junjung negara kita ini sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ”, pesannya, 

Kang Aying mengingatkan, tantangan santri dalam memaknai kemerdekaan sekarang ini jauh lebih besar dari sebelumnya. Sebab, kalau dulu para santri berjuang melawan penjajah kolonialisme, tetapi sekarang berjuang melawan bangsanya sendiri.

“Kemerdekaan kita sekarang ini tantangan sesungguhnya lebih besar, karena kebangsaan dan nasionalisme kita ini tengah digrogoti oleh bangsa yang KTP-nya asli warga Indonesia. Mereka sebenarnya tidak menyukai negara kita”, ungkapnya.

Untuk meneladaninya, Kang Aying mencontohkan bahwa, para santri harus menunjukkan kualitas kemanusiaannya. Para santri, lanjutnya, harus membangun harmonisasi antarsesama.

“Santri PATWA harus membantu kekurangan orang lain. Jangan sampai malah membuat gelisah terhadap orang lain", ungkapnya. 

Mari kita junjung bangsa kita ini sebagai bangsa yang baik, bangsa menyejukkan semua orang”, imbuhnya. (Muis)

Terkini