Rektor Sumanta Tekankan 'Intelektual Organis' Pada Pidato Prosesi Wisuda Sarjana XXIII IAIN Cirebon
Senin, 18 Oktober 2021
Edit
Wisuda Sarjana XXIII, Perketat Prokes saat memasuki ruang prosesi wisuda.
FOKUS CIREBON - Prosesi wisuda XXIII IAIN Syekh Nurjati Cirebon bikin semua orang nyaman dan bahagia. Betapa tidak, semua area yang menjadi tempat prosesi wisuda sudah didesain sedemikian rupa hingga membuat suasana terasa nyaman.
Seperti juga saat melihat di lokasi parkiran kendaraan lantai 3, satu persatu, para wisudawan XXIII IAIN Syekh Nurjati Cirebon mulai berdatangan ke tempat prosesi wisuda dengan wajah sumringah bahagia.
Mereka datang bersama keluarga dengan pakaian lengkap jubah toga dan topi kesarjanaannya. Mereka langsung di arahkan panitia untuk melakukan sejumlah rangkaian protokol kesehatan, mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan dan juga menjaga jarak.
Di lokasi parkiran kendraan, panitia juga sudah mempersiapkan tempat penungguan bagi para pengantar. Panitia melarang satu sama lain untuk berkerumun dan harus wajib mengenakan masker. Situasi ini benar-benar membuat prosesi wisuda XXIII di Swiss-Belhotel, Jalan Dr Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon, berjalan lancar dan nyaman, Senin, (18/10/2021).
Hal yang sama panitia wisuda pun memperlakukan para wisudawan untuk mengikuti aturan wisuda. Mereka tidak mudah untuk memasuki ruang di mana prosesi wisuda akan berlangsung. Pasalnya, mereka satu persatu harus mengikuti aturan Prokes dengan wajib mengenakan masker, mencuci tangan, cek suhu dan menjaga jarak.
Di ruang prosesi wisuda, mereka para wisudawan juga diarahkan ke tempat duduk yang sudah disediakan pihak panitia. Tujuannya adalah agar ruangan tetap steril dan nyaman.
Sementara bagi orang tua atau pengantar, oleh pihak panitia dilarang masuk ke dalam ruangan. Hal ini untuk menjaga jarak antara satu dengan lainnya.
Oleh panitia, para pengantar juga sudah disediakan tempat tersendiri. Termasuk kendaraan yang dibawa oleh pengantar. Hal ini agar tidak mengganggu kelancaran dari prosesi wisuda.
Setelah semuanya berjalan baik, di dalam ruang prosesi wisuda diraut wajah para wisudawan kian terpancar rasa kegembiraan, karena sebentar lagi mereka akan dilantik sebagai sarjana.
Kepada Fokus Cirebon, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta M.Ag menyatakan, dirinya lebih menekankan tentang pentingnya mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum. Mengapa, karena inilah yang harus dipertanggungjawabkan oleh para alumni terkait keislaman dan kebangsaan.
Sumanta juga menjelaskan, secara sederhana, transformasi khazanah keilmuan secara menyeluruh dalam rangka menciptakan intelektual organis menjadi visi utama dari universitas Islam.
Maka, dari pemahaman tersebut dapat dikatakan bahwa fungsi universitas Islam bukan sebatas transfer of knowledge, namun sekaligus juga mengemban tugas aktualisasi nilai-nilai Islam yang universal.
Dirinya sependapat dengan pernyataan Universitas Islam harus memiliki sekaligus mengaplikasikan pendekatan dalam studi agama yang bercorak sosio-historis dan rasional-filosofis.
Hal tersebut diperlukan untuk menggantikan paradigma lama yang dikotomis, yang membenturkan antara ilmu agama dan ilmu umum.
Karena itu, kata Sumanta, IAIN Syekh Nurjati mengetengahkan paradigma organis sebagai landasan filosofis dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Paradigma organis tersebut berarti menjadikan aktivitas kependidikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari beragam komponen yang secara terpadu bekerja bersama dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yaitu aktualisasi nilai-nilai Islam yang universal," katanya.
Sumanta juga menegaskan, IAIN Syekh Nurjati bertransformasi menjadi UISSI, sebagai universitas berbasis siber, tugas tersebut menemui tantangan baru, yaitu tantangan aktualisasi nilai-nilai Islam yang universal di ruang maya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tambahnya, IAIN Syekh Nurjati yang kini bertransformasi menjadi kampus berbasis siber (UISSI) mengimplementasikan kerangka paradigma organis dalam model sirkular. Yaitu satu model pengintegrasian ilmu agama dan ilmu umum secara berkesinambungan dan simultan.
"Jadi jelas, secara kelembagaan, paradigma integrasi di atas memiliki tujuan untuk dapat membantu dan mendorong seluruh sivitas akademika agar dapat mengaktualisasikan dirinya dengan nilai-nilai Islam yang universal sehingga mampu menjadi insan kamil," terangnya.