Koordinator Bersama Indonesia chapter Cirebon Pimpin Deklarasi Aksi di Acara Diskusi Publik Kesadaran Lingkungan

CIEEBON - Pada Minggu (08/10/23) bertempat di Lattar Caffe, terselenggara kegiatan Just Club. Singkatan dari Club for Social Justice, kumpulan yang fokus mengangkat tentang keadilan sosial. Tentu, banyak sekali ketidak adilan yang terjadi baik secara makro maupun mikro, dan salah satunya adalah di lingkup lingkungan.

Bersama para pemateri multisektoral yang sesuai dengan substansi topik diskusi, seperti diantaranya: Bapak Sony ST MT dari Balai Besar Cimanuk Cisanggarung (BBWS), Bapak Solihin ST. M.Si dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Bapak Lurah Ruliyanto dari Kelurahan Kesenden, Bapak Bambang Ekanara M.Pd dari Dosen Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon, M Fauzia Firdaus dari NGO Dompet Dhuafa Volunteer, dan Alsya Aqwiyah dari Aktivis lingkungan WCD. Sebagian berasal dari kalangan birokrat, ada yang akademisi, dan ada juga yang aktivis komunitas lingkungan.

Acara ini pun dihadiri tamu kehormatan yakni Dr. Hj Eti Herawati dan Bapak Dr Asad SP THT BKL sekaligus Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Cirebon. Yang juga turut serta menyampaikan sambutan berisi pandangan peran dan apresiasi kepada panitia yang telahj mengadakan ruang-ruang diskusi seperti ini. Tidak sedikit juga peseta yang hadir dari lintas generasi, sekitar 40 orang memenuhi ruang audiens.

Bersama Indonesia Chapter Cirebon terbilang masih baru karena launching di bulan Agustus kemarin, seperti yang disampaikan oleh Omar Qad Panity selaku Koordinator chapter, "Kami hadir atas keresahan serta ketidakadilan, dan baru ada sejak bulan kemarin, persis setelah Cirebon ramai dengan datangnya Pandawara. Sehingga permasalahan di isu lingkungan menjadi menarik untuk diulas kembali" ujarnya.

"Berangkat dari ruang diskusi, mengangkat tentang kesadaran lingkungan yang nantinya output dari kegiatan ini adalah aksi clean up di pantai dan beberapa sungai dalam momentum Sumpah Pemuda ke-94" tambahnya. Kegiatan diskusi publik ini mengangkat tema tentang "Cirebon Bersih, kata siapa? Perspektif lintas generasi terhadap kesadaran lingkungan".

Diskusi berjalan di sore hari dilanjut dengan sesi interaktif oleh audiens dipandu oleh moderator. Pemateri secara bergiliran menyampaikan pandangan terkait tema, peran atau upaya yang mereka lakukan dalam peduli akan lingkungan.

Dimulai dari DLH secara garis besar menyampaikan tentang peran mereka yang telah sempat melakukan aksi clean up juga jauh sebelum adanya pandawara, dan sampai sekarang peran-peran terkait sampah masih menjadi tanggung jawab dan dapat dikoordinasikan bersama mereka. 

Kemudian dilanjutkan oleh BBWS yang membahas upaya BBWS pasca pandawara telah fokus pada sekitar pantai dan sumber daya alam yakni air. Dan pamungkas dari kalangan birokrat oleh pak Lurah, beliau pun masih keep in touch dengan pandawara bahkan setelah adanya mereka di Cirebon, kemudian juga berharap adanya semacam jaring yang dipasang disungai tiap jembatan agar meminimalisir sampah yang sampai ke laut.

Menariknya, pandangan lain disampaikan oleh kalangan non-pemerintah dimulai dari akademisi, beliau menyampaikan bahwa kali ini bukan sampah yang harus dikritiki tetapi manusianya, buanglah sampah pada tempatnya sudah tidak relevan untuk dikampanyekan, beliau menambahkan solusi bahwa perlu adanya elaborasi dari dua aspek, satu sisi anak-anak muda yang mempunyai massa untuk bergerak, dan pencairan dana yang mengucur dari pemerintah untuk mempercepat.

Dari kalangan generasi zilenial, ada Fauzia dan Alsya. Fauzia yang di NGO Dompet Dhuafa, beliau memberikan contoh berupa program yang relevan dengan lingkungan seperti Qurban Asik tanpa Sampah Plastik, Takjil Eco green, dan Voluntrip Zero Waste Summit yang baru dilaksanakan akhir-akhir ini. 

Di sambung oleh Alsya, beliau memberikan contoh berbeda tak secara komunal seperti i DDV, tetapi personal yang telah mengimplementasikan aktivis lingkungan pada dirinya mulai dari mengurangi sampah plastik, sampai menjadi peserta zero waste internasional di luar negeri. Bahkan menariknya, ia sempat mengatakan bahwa aksi clean up bukanlah suatu solusi".

Serunya pemaparan dari tiap-tiap pemantik, menjadikan peserta pun antusias dan aktif dalam memberikan kritik serta pandangan terkait dengan lingkungan di Cirebon, khususnya kinerja pemerintah, dan kesadaran kolektif oleh anak muda serta masyarakat di Cirebon. 

Sebelum acara berakhir, ada sebuah deklarasi yang dibacakan langsung oleh koordinator chapter Bersama Indonesia, Omar mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Dalam deklarasi tersebut, ditegaskan beberapa poin seperti kami seluruh stakeholder terkait baik pemerintah, akademisi, non-pemerintah, dan aktivis turut serta sadar peduli akan lingkungannya. 

Bahkan yang lebih konkritnya, peserta pemateri termasuk ibu Wakil Walikota Cirebon bersama-sama mengucapkan deklarasi untuk mengadakan aksi clean up pada 14-15 oktober 2023 dalam rangka memperingati sumpah pemuda bangsa Indonesia.

Tentu kegiatan diakhiri oleh foto-foto bersama, dan mari tunggu aksi nyata dari kawula muda di Cirebon. Salam bersama, nantikan kolaborAksinya. (Hanin)

Terkini