Carlan Mahasiswa S3 Tunanetra, Tercepat Meraih Gelar Doktor di Pascasarjana IAIN SNJ Cirebon

Carlan, mahasiswa S3 Program Doktor,  Pascasarjana IAIN SNJ Cirebon saat mempresentasikan disertasinya dihadapan para penguji pada Sidang Ujian Tertutup 


FOKUS CIREBON, (FC) - Carlan, pria kelahiran tahun 1972 asal Kabupaten Kuningan merupakan mahasiswa tercepat dalam penyelesaian kesarjanaan Doktornya di kampus Pascasarjana S3 IAIN Syekh Nurjati (SNJ) Cirebon.

Pria berkacamata hitam tersebut, tampak gagah bersama setelan jas hitamnya saat terlihat berdiri dihadapan para penguji disertasinya yang berjudul 'Implementasi Model Pendidikan Nilai Multikultur Dalam Membentuk Sikap Keberagaman Masyarakat' - Studi Kasus di Cigugur Kabupaten Kuningan.

Carlan merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) dan satu-satunya mahasiswa S3 yang mempresentasikan disertasi doktornya pada Sidang Ujian Tertutup Program Doktor dengan waktu tercepat di semester V.

Sementara para penguji pada Sidang Ujian Tertutup disertasi Carlan,  diantaranya Prof Dr H Abdurrahman Mas'ud MA (penguji dari luar melalui Zoom), Ketua Sidang Prof Dr H Dedi Djubaedi MA,  Prof Dr H Adang Jumhur M.Ag, Prof Dr H Jamali M.Ag,  Sekretaris Sidang H. Didin Nurul Rosidin MA, PhD dan sebagai pembimbing Carlan adalah Prof Dr H Cecep Sumarna M.Ag.

Carlan, dengan kacamata hitam yang dikenakan itu bukanlah sekedar untuk penampilan, dia justru merupakan pria penyandang tunanetra yang santun, tegas dan memiliki kelebihan pada daya ingatannya.

"Saya bersyukur diberikan anugrah oleh Allah tunanetra sejak lahir dan bisa meneruskan pendidikan S3 di IAIN SNJ Cirebon. Civitas akademik IAIN pun menerimanya dengan baik dan kekurangan fisik ini saya jadikan sebagai motivasi dan semangat untuk sukses. Sementara dalam penulisan dan riset disertasinya, saya sudah memulai sejak semester satu setelah mendapat ijin dari para pembimbing dan terjun melakukan  penelitian di Cigugur Kabupaten Kuningan dengan dibantu para tim yang ada," papar Carlan, Selasa (25/1/2021).

Pada sebagian pandangan, kekurangan fisik lazimnya dianggap dapat mengurangi kemampuan beraktifitas, termasuk tunanetra, tentu berbagai keterbatasan akan dialaminya. 

Tetapi tidak bagi Carlan, justru dirinya selain sukses mendulang karirnya sebagai ASN di Kabupaten Kuningan, juga sukses meraih gelar kesarjanaan S3 nya. Carlan hanya tinggal selangkah lagi dan gelar Doktor sudah layak disandangnya.

Carlan juga merupakan ASN terbaik di Jawa Barat, kuliah S3 nya pun merupakan beasiswa dari Pemkab Kuningan dan Pemprov Jawa Barat. Di ASN, Carlan menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) di salah satu dinas di Kabupaten Kuningan.


Sementara itu, Direktur Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dedy Djubaedi mengatakan, saat ini Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon sedang berpacu dalam aktifitas akademik untuk turut menyongsong lahirnya UIN Syekh Nurjati Cirebon. Salah satunya yakni dengan membangun semangat percepatan kepada mahasiswa S3.

“Terutama S2 ya, kami sudah banyak menyelesaikan. Kalau yang saat ini, baru sidang tertutup perdana, jadi belum promosi. Untuk Carlan ini baru sidang tertutup sebagai mahasiswa program pascasarjana program studi PAI,” kata Dedy.

Demikian juga disampaikan Pranata Humas IAIN SNJ Cirebon, H Muhamad Arifin M.Ag yang bangga Pascasarjana memiliki mahasiswa dengan keterbatasan fisik tetapi mampu menyelesaiakan disertasinya di semester lima.

"Ini tentu bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa lain dan keterbatasan bukan penghalang, dan itu sudah dibuktikan oleh Pak Carlan," tandas Arifin. (din)

Terkini