Hubungan Bilateral RI-Afrika Selatan Memasuki Momentum Baru


FOKUS BALI - Hubungan bilateral RI-Afrika Selatan memasuki momentum baru dengan telah terselenggaranya pertemuan Konsultasi Bilateral yang pertama hari ini.

Demikian disampaikan Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Dr. Desra Percaya saat memimpin delegasi Indonesia pada Konsultasi Bilateral RI-Afrika Selatan antara kementerian luar negeri kedua negara di sela-sela Bali Democracy Forum ke-12 di Bali, Jumat (6/12).
Ketua Delegasi Afrika Selatan, Deputy Director General Asia and Middle East Department of International Relations and Cooperation, Prof. Anil Sooklal menyampaikan bahwa hubungan kedua negara yang telah terjalin lebih dari dua dekade sejak 1994 perlu didukung kerja sama lebih konkrit di bidang ekonomi.
Pertemuan membahas kemajuan bilateral RI-Afrika Selatan, termasuk implementasi Plan of Action (PoA) Kerja Sama Bilateral 2017-2021 yang ditandatangani tahun 2017.
Dalam pertemuan itu, pihak Afrika Selatan menyampaikan akan mendukung Indonesia dalam pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Southern African Customs Union (SACU), dan dalam hal ini terbuka untuk menjajaki kemungkinan pembentukan PTA secara bilateral dengan Indonesia apabila perkembangan dengan SACU menemui hambatan, termasuk dengan melakukan identifikasi atas produk-produk yang saling menguntungkan kedua negara.
Kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi, utamanya di sektor infrastruktur, manufaktur dan pertanian.
Peningkatan investasi tersebut tidak hanya diarahkan pada inbound investment Afrika Selatan di Indonesia melainkan juga pada peningkatan outbound investment Indonesia di Afrika Selatan.
Pertemuan juga membahas isu-isu regional dan multilateral yang menjadi kepentingan bersama kedua negara dan kedua pihak sepakat intensifkan kolaborasi kedua negara dalam kerangka PBB, G20 dan IORA.
Delegasi Afrika Selatan juga menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Indonesia pada Bali Democracy Forum (BDF) sebagai platform yang positif dan menginspirasi bagi pemajuan demokrasi di dunia. (IWO)
Sumber: Kementerian Luar Negeri

Terkini